Senin, 09 Juli 2012

Akuntansi Aset Tetap


AKUNTANSI  ASET  TETAP


Tujuan Pembelajaraan Umum:
Mahasiswa dapat menjelaskan dan melaksanakan proses akuntansi aset tetap

Tujuan Pembelajaran Khusus:
  1. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep aset tetap dalam kaitannya dengan akuntansi.
  2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang berhubungan dengan akuntansi aset tetap.
  3. Mahasiswa dapat mencatat transaksi aset tetap.
  4. Mahasiswa dapat menyajikan akun-akun yang berhubungan dengan  aset tetap dalam laporan keuangan.


Konsep Aset Tetap
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 aset tetap adalah aset berwujud (tangible fixed assets) yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
  1. masa manfaatnya lebih dari satu tahun;
  2. digunakan dalam kegiatan perusahaan;
  3. dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan; serta
  4. nilainya cukup besar.
Contoh dari aset tetap adalah (mobil) kendaraan. Mobil mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, seperti mengirim barang ke pembeli, mobil inventaris direksi perusahaan. Mobil yang dikategorikan sebagai aset tetap tidak untuk dijual kembali. Apabila untuk dijual kembali, misalnya bagi perusahaan dealer mobil, maka mobil dalam hal ini termasuk kelompok persediaan. Selain itu nilainya cukup besar untuk sebuah aset. Peralatan yang nilainya relative kecil, seperti sendok, piring, gelas, meskipun mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun tidak dikelompokkan ke dalam aset tetap.

Biaya Perolehan
Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aset tetap samapi tiba di tempat dan siap digunakan harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan (cost) aset yang bersangkutan. Dengan demikian harga perolehan suatu aset tetap tidak terbatas pada harga belinya saja.
Berikut adalah contoh biaya perolehan tanah.

  • Harga beli tanah
Rp 100.000.000,-
  • Biaya pembuatan akta jual beli tanah
Rp     7.500.000,-
  • Biaya balik nama ke perusahaan
Rp     2.500.000,-
  • Biaya pengurugan tanah
Rp   10.000.000,-
  • Biaya perataan tanah sampai siap bangun
Rp   15.000.000,-
JUMLAH
Rp 135.000.000,-

Berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan di atas, maka biaya perolehan untuk tanah adalah Rp 147.500.000,-. Sementara untuk mesin (peralatan) biaya perolehan dapat terdiri dari harga beli, biaya kirim, biaya instalasi (pemasangan), biaya training untuk operator, dan biaya set up.
Perolehan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara. Biasanya melalui pembelian tunai, pembelian kredit, pembelian dengan angsuran maupun leasing.

Penyusutan
Semua jenis aset tetap, kecuali tanah, akan makin berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Beberapa factor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah karena pemakaian, keausan, ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta dan ketetinggalan teknologi.
Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai aset tetap yang bersangkutan. Hal ini perlu dicatat dan dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai aset tetap berwujud disebut penyusutan (depresiasi / depreciation).  Penyusutan dapat dihitung tiap-tiap bulan atau ditunda sampai dengan akhir tahun.
Terdapat beberapa metode untuk menghitung penyusutan aset tetap berwujud. Ada dua factor yang mempengaruhi besarnya penyusutan, yaitu
a)      Nilai aset tetap yang digunakan dalam perhitungan pernyusutan (dasar penyusutan), dapat berupa harga perolehan atau nilai buku.
b)      Taksiran manfaat, mencerminkan besarnya kapasitas / manfaat aset tetap selama dipakai. Taksiran ini dapat dinyatakan dalam lamanya jangka waktu pemakaian atau kapasitas produksi yang dihasilkan. Untuk menghitung penyusutan, taksiran manfaat dinyatakan dalam tarif penyusutan.
Dari uraian di atas, maka secara umum penyusutan aset tetap dapat dihitung dengan rumus:

Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
 





Berikut adalah metode yang lazim digunakan untuk penyusutan aset tetap.

  1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aset tetap. Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya penyusutan per tahun dengan metode ini adalah:



Harga Perolehan Aset Tetap
-
Nilai Sisa
Biaya Penyusutan
=
---------------------------------------------------------


Umur Ekonomis

 Sebagai contoh, asumsikan bahwa biaya akuisisi aset tetap adalah Rp 24.000.000,-, dimana estimasi nilai sisa adalah Rp 2.000.000,- dan manfaat ekonomisnya 5 tahun. Penyusutan tahunan aset tersebut dihitung sebagai berikut:

Rp 24.000.000 -  Rp 2.000.000
-------------------------------------- = Rp 4.400.000,- penyusutan per tahun.
                        5 tahun
Jika suatu aset tidak digunakan setahun penuh, maka penyusutan tahunannya disesuaikan menurut lamanya pemakaian. Mislkan aset tetap di atas digunakan mulai 1 Oktober, sedangkan akhir tahun fiskal adalah 31 Desember. Maka penyusutan untuk tahun pertama adalah Rp 1.100.000,- (Rp 4.400.000,- x 3/12).
Untuk kemudahan penerapan meted garis lurus,, penyusutan tahunan bisa dikonversi ke persentase biaya yang dapat disusutkan. Persentase ini ditentukan dengan membagi 100% dengan lamanya umur manfaaat. Sebagai contoh, jika umur manfaatnya 20 tahun, maka persentase penyusutan tahunannya adalah 5% (100% dibagi 20). Jika umur manfaatnya 8 tahun maka persentase beban penyusutan tahunannya adalah 12,5% (100% dibagi 8). Dengan demikian pada contoh di atas, biaya penyusutan di atas dapat dihitung dari Rp 22.000.000 dikali 20% (100%/5).
Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Mtode ini menciptakan transfer biaya yang wajar ke beban periodic jika pemanfaatan aset dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari period eke periode.


  1. Metode Unit Produksi (Unit Production Method)
Jika tingkat pemanfaatan aset tetap bervariasi dari tahun ke tahun, dan lamanya umur ekonomis berkaitan erat  dengan tingkat pemakaian, maka metode unit produksi lebih tepat dipakai daripada metode garis lurus. Karena, metode unit produksi mampu membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan pendapatan terkait.
Metode Unit Produksi (Unit Production Method) menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aset. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aset diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil. Total beban penyusutan untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalikan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode dimaksud. Sebagai contoh asumsikan bahwa sebuah mesin dengan harga perolehan Rp 240.000.000,- dan prediksi nilai sia Rp 20.000.000,- diperkirakan memiliki umur manfaat 10.000 jam operasi. Dari data tersebut maka penyusutan per jam diitung sebagai berikut:

Rp 240.000.000 – Rp 20.000.000
---------------------------------------- = Rp 22.000.000,- penyusutan per jam
            10.000 jam

Dengan mengasumsikan bahwa mesin dioperasikan 2.100 jam selama satu tahun, maka penyusutan tahun tersebut adalah Rp 46.200.000 ( Rp 22.000.000 x 2.100 jam).


  1. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
Metode saldo menurun menghasilkan beban periodic yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aset. Untuk menerapkan metode ini, tariff penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan. Sebagai contoh tariff penyusutan saldo menurun atas suatu aset yang memiliki estimasi umur manfaat 5 tahun adalah 40% yaitu dua kali tariff garis lurus sebesar 20% (100% / 5).
Untuk tahun pertama, biaya aset dikalikan dengan tariff saldo menurun. Setelah tahun pertama,  nilai buku (book value) yang menurun (biaya dikurangi akumulasi penyusutan) dikalikan dengan tariff yang dimaksud. Sebagai contoh, penyusutan saldo menurun tahunan atas suatu aset yang memiliki umur manfaat 5 tahunan dan biaya $24.000 dikperlihatkan berikut ini:

Tahun
Harga Perolehan
Akumulasi Penyusutan Awal Tahun
Nilai Buku Awal Tahun

Tarif
Penyusutan Tahunan
Nilai Buku Akhir Tahun
1
$24,000
0
$24,000.00
X
40%
$9,600.00
$14,400.00
2
$24,000
$9,600.00
14,400.00
X
40%
5,760.00
$8,640.00
3
$24,000
15,360.00
8,640.00
X
40%
3,456.00
$5,184.00
4
$24,000
18,816.00
5,184.00
X
40%
2,073.60
$3,110.40
5
$24,000
20,889.60
3,110.40
X
-
1,110.40
$2,000.00









Perhatikan bahwa pada saat perusahaan menggunakan metode saldo menurun, estimasi nilai sisa tidak diperhitungkan dalam penentuan tariff penyusutan. Nilai sisa juga diabaikan dalam penghitungan periode penyusutan. Namun aset tidak boleh disusutkan melampaui estimasi nilai sisa. Dalam contoh di atas,estimasi nilai sisa adalah $2,000. Jadi penyusutan tahun ke-5 adalah $1,110.40 yaitu $3,110.40 dikurangi $2,000, bukan $1,244.16 yaitu dari 40% x $3,110.40.
Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan
Setelah perolehan, masih terdapat biaya-biaya yang muncul selama penggunaan aset tetap. Misalnya biaya pemeliharaan (maintenance), penambahan (additions), penggantian (replacements) atau perbaikan (repairs). Pada dasarnya pengeluaran-pengeluaran untuk aset tetap setelah perolehan dapat dikategorikan menjadi pengeluaran modal (capital expenditures) dan pegeluaran pendapatan (revenue expenditures).
Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai aset (dikapitalisasi). Pengeluaran jenis ini akan mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, akan menambah efisiensi aset tetap, memperpanjang masa manfaat atau meningkatkan kapasitas atau mutu produksi. Yang termasuk dalam pengeluaran modal adalah penambahan AC pada mobil, penambahan teras pada gedung, penggantian generator pada sebuah mesin, perbaikan besar-besaran (overhaul).
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang hanya mendatangkan manfaat untuk tahun di mana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu pengeluaran ini dicatat sebagai beban. Contohnya adalah pemeliharaan dan perbaikan rutin sebuah mesin. Beban pemeliharaan dilakukan agar aset tetap selalu berada dalam keadaan baik. Sementara beban perbaikan dikeluarkan agar mesin tetap dalam keadaan baik hingga dapat beroperasi secara optimal.
                                                                                                           

Pengakuan Transaksi Aset Tetap
Aset tetap diakui oleh perusahaan apabila telah dilakukan transaksi pembelian aset tetap yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Prosedur pengakuan aset tetap akan melibatkan dua fungsi, yaitu:
  1. Fungsi Pembelian, bertanggung jawab terhadap proses pembelian aset tetap yang dibutuhkan oleh perusahaan, mulai dari jenis aset tetap, spesifikasi teknis aset tetap, harga beli aset tetap, biaya-biaya lain yang mugkin muncul sempai aset tetap tersebut siap digunakan.
  2.  Fungsi Akuntansi, bertanggung jawab terhadap pencatatan transaksi pembelian aset tetap, mulai dari nilai aset tetapnya sampai dapat ditentukannya biaya perolehan aktvia tetap yang bersangkutan. Selain itu fungsi akuntansi juga harus menghitung beban penyusutan setiap periodenya sesuai dengan metode penyusutan yang ditetapkan.


Akuntansi Aset Tetap
Proses akuntansi untuk aset tetap dimulai pada saat pembelian (perolehan) aset tetap. Selama aset tetap dimiliki dan digunakan oleh perusahaan, harus dilakukan perhitungan beban penyusutan setiap periode, biaya yang dikeluarkan untuk perawatan atau perbaikan aset tetap, penjualan aset tetap, penukaran sampai aset tetap tersebut habis umur ekonomisnya. 
Perlakuan disini merupakan penetapan transaksi aset tetap yang telah diakui ke dalam akun-akun yang menampung mutasi, yaitu terdiri dari:
  1. Aset Tetap (Fixed Asset) merupakan akun yang menampung nilai perolehan aset tetap yang telah diakui.
  2. Akumulasi  Penyusutan Aset Tetap (Accumulation of Depreciated of Fixed Asset) merupakan akun yang menampung jumlah akumulasi penyusutan aset tetap.
  3. Beban Depresiasi Penyusutan Aset Tetap (Accumulated of Depreciation Expenses) merupakan akun yan menampung beban periodic penyusutan aset tetap yang telah dihitung sesuai dengan metode dan aturan yang ditetapkan.


Penetapan Aset Tetap
Nilai aset tetap dinilai sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Tetapi bila manfaat ekonomi dari suatu aset tetap tidak lagi sebesar nilai bukunya, maka aset tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat ekonomi yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aset tersebut dicatat sebagai kerugian.
Bila selama pemakaian aset tersebut menyerap biaya-biaya yang dapat dikategorikan sebagai pengeluaran modal (capital expenditure), maka pengeluaran tersebut akan menambah nilai aset yang bersangkutan. Sementara untuk penyusutannya haruslah ditetapkan. Apakah memperpanjang umur ekonomisnya atau menambah kapasitas produksi. Jika menambah umur ekonomis, maka dalam perhitungan penyusutan umur ekonomisnya haruslah diperhitungkan.


Pelaporan Aset Tetap
Aset tetap dilaporkan dalam neraca. Aset tetap harus dirindi menurut jenisnya, seperti misalnya tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan, kendaraan dan lain-lain. Akumulasi disajikan sebagai pengurang terhadap aset tetap, baik secara sendiri-sendiri menurut jenisnya atau secara keseluruhan. Apabila di neraca akumulasi penyusutan dikurangkan secara keseluruhan, maka dalam catatan atas laporan keuangan perlu dibuatkan rincian harga perolehan masing-masing jenis aset serta masing-masing penyusutannya. Metode penyusutan yang dianut oleh perusahaan serta taksiran masa manfaat, perlu dijelaskan dalam laporan keuangan.
Akun aset tetap di buku besar perlu dibuatkan rinciannya   dalam buku aset tetap (fixed assets subsidiary ledger) . Buku tambahan ini merinci aset di buku besar menurut jenisnya. Untuk setiap aset tetap dibuatkan kartu tersendiri. Dari kartu-kartu aset tetap ini, pada saat tertentu dapat dibuatkan dafta rincian aset tetap. Berikut contoh kartu aset tetap.

Nama AsetTetap
: Mobil, sedanToyota
 Corolla, 1982

NomorAkun
:123-44
Seri Nomor
: B-1907-HA

Akun Buku Besar
:Kendaraan
Dibeli dari
:Astra Motor

Harga Perolehan
:Rp10.000
Penanggung jawab
:Bambang ST

TaksiranUmur
:5 tahun
Tanggal diperoleh
:2-1-200A

Nilai Sisa
:0



Metode Penyusutan
:Garis Lurus





Tanggal
Keterangan
Harga Perolehan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
200A




Jan2
Pembelian
10,000,000

10,000,000
Des 31
Penyusutan

2,000
8,000,000
200B




Des 31
Penyusutan

2,000
6,000,000
200C




Des 31
Penyusutan

2,000
4,000,000
200D




Des 31
Penyusutan

2,000
2,000,000
2005




Jun 15
Perbaikan

(1,750)
3,750,000

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More